Tab Bar

Sabtu, 19 Mei 2012

Irshad Mandji: Si Racun Umat

Jakarta – KabarNet: Ketajaman indera penciuman para aktifis Front Pembela Islam (FPI) dalam mendeteksi bau busuk yang berasal dari kelompok penista dan penoda nilai-nilai Islam memang tidak ada duanya. Kali ini aroma busuk menyengat keluar dari kelompok penggiat paham SEPILIS (sekularisme-pluralisme-liberalisme) yang sangat aktif menebar racun pemikiran sesat mereka untuk merusak ajaran Islam. Kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) yang paling aktif menyebarkan racun paham SEPILIS di kalangan muslim telah mendatangkan Irshad Manji, seorang wanita lesbian yang aktif memperjuangkan hak asasi kaum homoseks/lesbian dan juga penyebar paham Islam Liberal, untuk propaganda buku karangannya, yang akhirnya dibubarkan paksa oleh FPI bersama Polri dan sejumlah ormas Islam lain.
Irshad Manji (lahir 1968) adalah seorang warga negara Kanada keturunan India. Manji yang lahir dari keluarga muslim di Uganda, ketika berusia 4 tahun dibawa berimigrasi oleh ayahnya ke Kanada, dan hidup serta mengenyam pendidikan tinggi di negara itu. Dalam perjalanan hidupnya, Manji tumbuh dewasa sebagai seorang penulis yang sukses, penggiat paham Islam liberal, dan pejuang hak asasi kaum homoseks dan lesbian. Bahkan di dalam banyak karya tulisnya Manji secara berterus terang mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita lesbian.
Buku-buku karangan Manji yang kontroversial adalah “The Trouble with Islam” dan yang terakhir: “Allah, Liberty and Love”, yaitu dua buah buku paling profokatif, sarat dengan pemikiran liberalisme yang menolak dan menjelek-jelekkan ajaran Islam tradisional sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Itulah sekelumit tentang latar belakang Irshad Manji.
Belum lama ini kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) bersama sejumlah LSM penggiat paham SEPILIS dan kelompok gay/lesbian yang selalu didukungnya, mendatangkan Irshad Manji ke Indonesia untuk propaganda buku berisi penistaan terhadap ajaran Islam berjudul “Allah, Liberty and Love” karangan Manji. Kaum liberalis tersebut juga mengagendakan ceramah keliling Irshad Manji ke beberapa kota dalam rangka propaganda paham Islam Liberal yang dikemas dengan dalih “acara diskusi bedah buku”.
Pada hari Jum’at (4/5/2012) Irshad Manji dijadwalkan untuk berceramah dan melakukan bedah buku karangannya bertempat di Galery Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh JIL seperti Ulil Abshar Abdalla, M.Guntur Romli, Goenawan Mohammad dan lain-lain.
Namun rencana JIL mendatangkan Irshad Manji tersebut rupanya sudah lama tercium oleh Front Pembela Islam (FPI) yang memang dikenal mempunyai semacam jaringan ‘intelejen publik’ tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.


Pada acara ceramah dan diskusi bedah buku tersebut, sejumlah umat Islam yang tergabung dalam berbagai organisasi massa seperti FPI, FBR, FORKABI beserta warga sekitar lokasi berlangsungnya acara berkumpul di depan Gallery Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (4/5/2012). Mereka mengecam peluncuran buku tokoh feminis penggiat homoseksual/lesbianisme dan liberalisme Irshad Manji yang berjudul “Allah, Liberty, and Love”, sebuah buku sarat dengan pemikiran liberalisme yang menolak dan menjelek-jelekkan ajaran Islam tradisional sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Buku karya Irsyad Manji tersebut mulai didiskusikan sekitar pukul 19.00 WIB, namun baru saja 20 menit berlangsung, datanglah massa FPI bersama FBR, FORKABI dan warga sekitar untuk membubarkan acara. Salah seorang pimpinan ormas Islam FPI DKI Jakarta, Habib Novel, mengutarakan alasan penolakan acara tersebut, dan menuntut agar acara dibubarkan dan Irshad Manji keluar meninggalkan tempat itu, “Irsyad Manji tokoh lesbi dari Kanada kita minta supaya keluar dari tempat ini, baru kami pergi,” kata Habib Novel diikuti teriakan takbir oleh ratusan massa berbagai ormas Islam yang menyertainya.
Kapolsek Pasar Minggu Adri Desas Furyanto, saat dikonfirmasi menolak mengungkapkan siapa saja ormas yang menuntut pemberhentian acara ini. Dia hanya mengatakan bahwa 50 anggota Polsek Pasar Minggu telah dikerahkan untuk menahan massa yang bermaksud membubarkan acara tersebut secara paksa. “Kami berusaha untuk melindungi semua orang, jangan sampai muncul korban jika acara ini tidak dihentikan,” kata Adri.
Adri juga mengatakan bahwa acara yang mengundang pembicara asing dari luar negeri seharusnya meminta izin dari Polsek dan Polres dengan dasar Pasal 13 Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Kepolisian, yang menyatakan bahwa tugas Kepolisian adalah menjamin ketertiban masyarakat.
Polisi akhirnya mempertemukan massa dengan panitia penyelenggara, dan mengambil keputusan tepat untuk membubarkan acara ceramah, diskusi, dan bedah buku kontroversial tersebut. Sedangkan tokoh penggiat homoseksual dan lesbianisme, Irshad Manji, terpaksa dievakuasi dan dilarikan oleh polisi dari teater Salihara ke Polres Jaksel untuk alasan keamanan. “Irshad sudah kami amankan dan dibawa ke Polres Jakarta Selatan,” ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu, Ajun Komisaris Anggara S. Wiritanaya.
Saat evakuasi, pengarang buku penista ajaran Islam “Allah Liberty and Love” ini dikawal ketat pihak kepolisian. Sementara massa FPI terus mengepung dan meneriaki Manji. Sambil dikawal ketat polisi bersenjata, Manji keluar dari teater Salihara pukul 21:04 seraya menyapa kaum liberalis, gay dan lesbian peserta diskusi bukunya, “Saya bangga kalian masih bertahan disini. Kita satu kesatuan” ucapnya.
Manji kemudian dimasukkan kedalam mobil Nissan Livina. Didepan mobil yang ditumpangi Manji, ada 2 mobil polisi yang mengawal, sementara iring-iringan 3 mobil polisi mengawal dari belakang. “Yahudi!! pergi dari sini!!” hardik massa FPI yang mengenakan pakaian serba putih ke arah mobil yang ditumpangi Manji. FPI menuding acara propaganda buku penista ajaran Islam itu digelar oleh komunitas gay dan lesbian yang bekerjasama dengan sejumlah LSM penggiat paham SEPILIS.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh pihak kepolisian, seluruh anggota ormas yang mengepung lokasi acara tersebut tidak ada yang ditemukan membawa senjata tajam maupun benda yang membahayakan. Hingga pukul 22.00, sejumlah anggota ormas dan pihak panitia penyelenggara dari teater Salihara masih menjalani pemeriksaan polisi.
Saat dihubungi reporter KabarNet, Dewan Pimpinan Pusat FPI di Jakarta, menyatakan bahwa pihaknya meminta Kapolres Jakarta Selatan untuk menahan dan mengusir Irshad Manji dengan mendeportasi ke negerinya Kanada, lantaran ia telah jelas-jelas melanggar Undang-Undang yang melarang orang asing melakukan kegiatan di Indonesia tanpa izin. Disamping itu, wanita lesbian tersebut dinilai telah menimbulkan keributan dan keresahan di negeri orang, terutama dikalangan umat Islam Indonesia. DPP FPI juga meminta Polres Jakarta Selatan untuk memeriksa panitia penyelenggara diskusi / propaganda / bedah buku yang isinya menista ajaran Islam tersebut yaitu KOMUNITAS SALIHARA, termasuk dedengkot JIL, Ulil Abshar Abdalla yang ikut menghadirinya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar